1. Candi Sukuh
Candi Sukuh adalah sebuah kompleks
candi agama Hindu yang terletak di wilayah Kabupaten Karanganyar, Jawa
Tengah. Candi ini dikategorikan sebagai candi Hindu karena ditemukannya
obyek pujaan lingga dan yoni. Candi ini digolongkan kontroversial karena
bentuknya yang kurang lazim dan karena banyaknya obyek-obyek lingga dan
yoni yang melambangkan seksualitas. Candi Sukuh telah diusulkan ke
UNESCO untuk menjadi salah satu Situs Warisan Dunia sejak tahun 1995.
2. Candi Cetho
Candi Cetho merupakan sebuah candi
bercorak agama Hindu peninggalan masa akhir pemerintahan Majapahit (abad
ke-15). Laporan ilmiah pertama mengenainya dibuat oleh Van de Vlies
pada 1842. A.J. Bernet Kempers juga melakukan penelitian mengenainya.
Ekskavasi (penggalian) untuk kepentingan rekonstruksi dilakukan pertama
kali pada tahun 1928 oleh Dinas Purbakala Hindia Belanda. Berdasarkan
keadaannya ketika reruntuhannya mulai diteliti, candi ini memiliki usia
yang tidak jauh dengan Candi Sukuh. Lokasi candi berada di Dusun
Ceto, Desa Gumeng,Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, pada
ketinggian 1400m di atas permukaan laut.
3. Candi Pari
Candi Pari adalah sebuah peninggalan
Masa Klasik Indonesia di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, Kabupaten
Sidoarjo, Propinsi Jawa Timur. Lokasi tersebut berada sekitar 2 km ke
arah barat laut pusat semburan lumpur PT Lapindo Brantas saat ini.
Dahulu, di atas gerbang ada batu
dengan angka tahun 1293 Saka = 1371 Masehi. Merupakan peninggalan zaman
Majapahit pada masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk 1350-1389 M.
4. Candi Jabung
Candi hindu ini terletak di Desa
Jabung, Kecamatan Paiton,Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Struktur
bangunan candi yang hanya dari bata merah ini mampu bertahan ratusan
tahun. Menurut keagamaan,Agama Budha dalam kitab Nagarakertagama Candi
Jabung di sebutkan dengan nama Bajrajinaparamitapura. Dalam kitab
Nagarakertagama candi Jabung dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk pada
lawatannya keliling Jawa Timur pada tahun 1359 Masehi. Pada
kitabPararaton disebut Sajabung yaitu tempat pemakaman Bhre Gundal salah
seorang keluarga raja.
Arsitektur bangunan candi ini hampir serupa dengan Candi Bahal yang ada di Bahal, Sumatera Utara.
5. Gapura Wringin Lawang
Dalam bahasa Jawa, Wringin Lawang
berarti ‘Pintu Beringin’. Gapura agung ini terbuat dari bahan bata merah
dengan luas dasar 13 x 11 meter dan tinggi 15,5 meter. Diperkirakan
dibangun pada abad ke-14. Gerbang ini lazim disebut bergaya candi bentar
atau tipe gerbang terbelah. Gaya arsitektur seperti ini diduga muncul
pada era Majapahit dan kini banyak ditemukan dalam arsitektur Bali.
6. Gapura Bajang Ratu
Bangunan ini diperkirakan dibangun
pada abad ke-14 dan adalah salah satu gapura besar pada zaman keemasan
Majapahit. Menurut catatan Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala
Mojokerto, candi / gapura ini berfungsi sebagai pintu masuk bagi
bangunan suci untuk memperingati wafatnya Raja Jayanegara yang
dalamNegarakertagama disebut “kembali ke dunia Wisnu” tahun 1250 Saka
(sekitar tahun 1328 M). Namun sebenarnya sebelum wafatnya Jayanegara
candi ini dipergunakan sebagai pintu belakang kerajaan. Dugaan ini
didukung adanya relief “Sri Tanjung” dan sayap gapura yang melambangkan
penglepasan dan sampai sekarang di daerah Trowulan sudah menjadi suatu
kebudayaan jika melayat orang meninggal diharuskan lewat pintu belakang.
7. Candi Brahu
Nama candi ini, yaitu ‘brahu’,
diduga berasal dari kata wanaru atau warahu. Nama ini didapat dari
sebutan sebuah bangunan suci yang disebut dalam Prasasti Alasantan.
Prasasti tersebut ditemukan tak jauh dari Candi Brahu.
8. Candi Tikus
Candi ini terletak di kompleks
Trowulan, sekitar 13 km di sebelah tenggara kota Mojokerto. Candi Tikus
yang semula telah terkubur dalam tanah ditemukan kembali pada tahun
1914. Penggalian situs dilakukan berdasarkan laporan bupati Mojokerto,
R.A.A. Kromojoyo Adinegoro, tentang ditemukannya miniatur candi di
sebuah pekuburan rakyat. Pemugaran secara menyeluruh dilakukan pada
tahun 1984 sampai dengan 1985. Nama ‘Tikus’ hanya merupakan sebutan yang
digunakan masyarakat setempat. Konon, pada saat ditemukan, tempat candi
tersebut berada merupakan sarang tikus.
9. Candi Surawana
Candi Surawana adalah candi Hindu
yang terletak di Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, sekitar
25 km arah timur laut dari Kota Kediri. Candi yang nama sesungguhnya
adalah Wishnubhawanapura ini diperkirakan dibangun pada abad 14 untuk
memuliakan Bhre Wengker, seorang raja dari Kerajaan Wengker yang berada
di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Raja Wengker ini mangkat pada
tahun 1388 M. Dalam Negarakertagamadiceritakan bahwa pada tahun 1361
Raja Hayam Wuruk dari Majapahit pernah berkunjung bahkan menginap di
Candi Surawana. Candi Surawana saat ini keadaannya sudah tidak utuh.
Hanya bagian dasar yang telah direkonstruksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar